Kamis, 15 Desember 2011

What's wrong ?

Analisis Berita Gosip UN
            Ujian Nasional merupakan ujian yang harus  dilalui para siswa agar ia bisa lulus dari sekolah yang mereka tempati untuk menuntut ilmu. Ujian Nasional sudah menjadi syarat wajib lulusnya seorang siswa dari sekolah yang mereka tempati. Ujian Nasional di selenggarakan pada sekolah tingkat pertama maupun sekolah madrasah  dan sekolah menengah atas ataupun kejuruan. Hal ini merupakan peristiwa yang sakral bagi siswa karena kelulusan mereka bergantung pada nilai UN tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa oknum yang memanfaatkan peristiwa ini ada yang berani menjual kunci jawaban dengan dibayar, dan tentunya guru atau siswa yang takut akan tidak lulus bisa tergiur dengan ajakan ini.
            Ujian Nasional pada tahun ini memiliki format yang berbeda dengan ujian nasional yang terjadi pada tahun sebelum – sebelumnya. Pada tahun ini, ujian nasional bukanlah satu – satunya penentu kelulusan  seorang siswa. Nilai rata – rata rapor juga berpengaruh terhadap kelulusan siswa. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dan juga kemudahan. Kesulitan ini dapat dirasakan oleh guru yang harus sibuk merata – rata kan nilai rapor seluruh siswanya kemudian menambahkannya dengan nilai UN. Hal ini merupakan hal yang tidak begitu mudah apalagi format seperti ini baru dilaksanakan tahun ini.
            Hal lain terdapat pada siswa itu sendiri yang dapat memiliki peluang besar untuk lulus. Hal ini dikarenakan nilai UN dan nilai  rata – rata rapor berperan dalam kelulusan siswa. Meskipun demikian, bukan berarti siswa dapat bernafas lega karena kelulusan mereka tidak hanya berpatokan pada nilai UN karena Ujian Nasional juga menentukan kelulusan siswa dimana siswa juga harus mengikutinya dengan standar nilai yang ada.


 Selain itu, waktu untuk memperlajari pelajaran tingkat terakhir siswa yaitu kelas 3 baik di smp/mts dan SMA/SMK terasa singkat. Ujian Nasional tahun ini dilaksanakan pada pertengahan april 2011 dan US  dilaksanakan jauh sebelum UN dilaksanakan. Bahkan ada sekolah yang melaksanakan US pada bulan Maret sehingga kalau dihitung siswa kelas 3 ini hanya belajar pada semester genap sekitar dua bulan saja.

Hal ini membuat guru susah untuk menyesuaikan waktu antara menyelesaikan mata pelajaran yang belum selesai pokok bahasannya dengan mata pelajaran kelas 1 dan 2 yang harus diulangi untuk dipelajari. Oleh karena itu, guru menjadi takut akan tidak suksesnya siswa menghadapi UN karena singkatnya waktu belajar mereka untuk menghadapi UN sehingga muncul keinginan untuk membantu siswa agar dapat lulus UN. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pemberitaan yang ada di Koran mengenai guru yang berani menyebarkan kunci jawaban kepada siswanya.
Banyak berita tidak baik muncul ketika ujian nasional dilaksanakan maupun setelah ujian nasional dilaksanakan. Kebocoran soal UN juga terjadi diberbagai daerah. Beberapa koran memberitakan tentang kebocoran soal yang dilakukan oleh sejumlah oknum bahkan guru sebagai tim pendidik juga ikut serta dalam upaya pembocoran soal UN ini. Selain itu, lebih mencengangkan lagi terdapat di satu daerah diberitakan bahwa kebocoran soal dilakukan oleh pihak guru dan ketua panitia UN sendiri. Kita ketahui bahwa mereka merupakan orang yang dipercaya Negara untuk memajukan Negara ini dalam dunia pendidikan tetapi mala justru mereka yang membuat Negara ini menjadi tidak bagus dalam pendidikan.
            Ketua panitia UN yang dipercaya akan menjaga tindak tercela yang memungkinkan terjadi terhadap naskah UN tidak mampu menjagah amanah tersebut. Bahkan beliau berani bermain kotor yang tidak sesuai dengan amanah yang diberikan. Berita ini diberitakan oleh Koran Tribun Timur yang memberitakan bahwa guru bahasa Arab dan ketua panitia UN SMP Dinas Pendidikan Kalimantan Barat melakukan pembocoran UN. Dalam berita ini tidak dijelaskan secara rinci bagaimana mereka melakukan hal ini tetapi dalam berita ini Dinas Pendidikan Ketapang, Kalimantan Barat dan juga polisi melakukan investigasi terhadap kasus ini. Polisi juga belum bisa menentukan pidana dan diperlukannya saksi ahli dari Dinas Pendidikan Nasional dan delapan syarat untuk menentukan kebocoran UN.
            Berita lain yaitu terdapat pada Koran kompas yang memberitakan bahwa siswa SMA dan madrasah aliyah di Kabupaten Pihowato, Provinsi Gorontalo terpaksa diulang untuk mata ujian fisika pada hari kamis tanggal 28 april 2011. Hal ini dikarenakan adanya dugaan kebocoran soal.  Koran tersebut memberitakan bahwa adanya laporan guru yang mengatakan bahwa mereka disuruh oleh wakil kepala sekolah untuk menjawab soal  fisika sehari sebelum ujian mata pelajaran fisika berlangsung. Soal tersebut berupa naskah dalam berbagai soal fisika didalamnya. Melihat kecurigaan ini, ada guru yang berani melaporkan hal ini.
            Setelah dilakukan penyelidikan oleh polisi ternyata naskah soal yang diberikan wakil kepala sekolah tersebut sama dengan naskah soal UN yang akan diberikan kepada siswa pada mata ujian Fisika. Oleh karena itu, ujian nasional untuk siswa SMA dan madrasah aliayah di kabupaten Pohuwarto, Provinsi Gorontalo melakukan ujian ulang mata pelajaran fisika. Mereka rela melakukan hal ini demi kelulusan siswa mereka. Hal ini sangat tidak dibenarkan karena ini dapat menyebabkan siswa tergantung nasibnya pada kunci jawaban dan bantuan dari guru daripada belajar dengan keras.
            Selain kebocoran soal, terdapat juga kebocoran kunci jawaban. Hal ini terjadi ketika menjelang pelakasanaan UN dan hari pelaksanaan UN berlangsung. Peristiwa kebocoran kunci jawaban memang marak terjadi baik menjelang maupun ketika hari pelaksanaan ujian berlangsung. Terlebih lagi yang terjadi menjelang pelaksanaan UN  yang semestinya tidak usah dipercaya. Banyak oknum yang meamanfaatkan pelaksanaan UN untuk menjebak para siswa. Apalagi, kunci jawaban yang beredar sehari sebelum pelaksanaan UN membuat para siswa yang takut akan tidak lulus dapat mempercayai padahal hal ini yang dapat menjebak siswa itu sendiri. Banyak oknum yang memanfaatkan hal ini terlebih lagi mereka biasanya meminta uang atas balasan jasa dari mereka yang mampu memberikan kunci jawaban kepada siswa bersangkutan.
            Tidak tanggung – tanggung siswa berani mengeluarkan uang jutaan bahkan belasan juta hanya untuk kunci jawaban. Hal ini mereka lakukan karena mereka merasa tidak percaya diri dengan kemapuan yang mereka punya. Mereka hanya menginginkan lulus UN tanpa harus bersusah payah untuk belajar.
            Di Koran Tribun Timur memberitakan bahwa di  pare – pare sulawesi selatan, sempat beredar isu kunci jawaban UN 2011 menjelang pelaksanaan UN. Bahkan, kunci jawaban tersebut dijual dengan harga Rp 15 juta oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Setelah ditelusuri , ternyata kunci jawaban tersebut merupakan kunci jawaban mata ujian 2010 karena kunci jawaban tersebut berkodekan soal 22 dan 55 yang merupakan kode soal ujian 2010. Sunguh sangat menghenrankan jika siswa begitu percayanya pada oknum tersebut demi kunci jawaban terlebih lagi kunci jawaban yang tidak terbukti kebenarannya. Uang jutaan atau bahkan belasan juta melayang dan berita akan tidak lulus ujian pun terjadi. Sungguh malang melihat peristiwa ini.

            Berita lainnya terdapat di Koran fajar yang meberitakan bahwa dua  guru menjadi penyebar jawaban UN di SMPN 7 Bone. Kunci jawaban tersebut diedarkan oleh kedua guru tersebut melalui via sms. Kunci jawaban tersebut diberikan kepada kedua siswa yang berasal dari sekolah yang berbeda dengan tempat mereka menjadi guru yaitu, SMPN 6 Bone. Setelah melakukan penyelidikan, akhirnya kedua guru tersebut ditangkap oleh polisi.
            Berita yang lainnya juga terdapat di luar provinsi kita yaitu daerah Aceh Utara, Bekasi, Probolinggo, Bengkulu, Lampung Tengah dan DI Yogyakarta. Berita di Koran Kompas tersebut memberitakan bahwa Ikatan Pelajar Muhammadyah membeberkan temuan mereka terhadap kecurangan pada pelaksanaan ujian nasional tingkat sekolah menengah atas dan kecurangan tersebut umumnya terjadi pada daerah tersebut. Hal ini  berawal dari laporan siswa yang disarankan memakai celana dobel untuk memungkinkan siswa membawa ponsel agar para guru dengan mudah dapat memberitahukan kunci jawaban soal UN. Setelah diselediki, ternyata kunci jawaban yang diberikan tersebut persis sama dengan jawaban naskah UN yang diujikan.
            Koran Republika juga memberitakan bahwa kepala sekolah bocorkan kunci jawaban yang mengakibatkan siswa di sekolah tersebit harus melakukan ujian ulang. Peristiwa ini terjadi di Gorontalo. Awalnya posko UN Gorontalo sempat mendapatkan laporan tentang adanya kebocoran soal dan penyebaran kunci jawaban kepada siswa – siswa tersebut. Para siswa diberikan kunci jawaban oleh pihak sekolah. Ada dugaan bahwa para pihak sekolah membuat kunci jawaban yang kemudian dibagikan kepada para siswa.
            Banyak para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melakukan hal ini karena mereka takut akan banyaknya siswa mereka yang tidak lulus UN. Hal ini dapat menyebakan sekolah mereka akan menjadi jelek dimata masyarakat yang mana sekolah tersebut  tidak mampu meluluskan siswa mereka dengan baik. Para guru merasa kasihan dan tidak percaya kepada kemampuan para siswanya.
            Kebocoran kunci jawaban banyak terjadi di berbagai daerah ini membuktikan bahwa para siswa maupun tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merasa tidak percaya diri terhadap kemampuan siswa yang ada. Padahal, begitu canggihnya peraturan sekarang dimana ketatnya cara kelompok ujian yang ada yaitu terdapat 5 paket tetapi canggih pula cara – cara untuk memathkan peraturan tesebut agar mudah dilalui walaupun dengan cara tidak terpuji.

            Kepala sekolah dan guru mengatur tempat duduk sebelum melaksanakan ujian nasional tentunya. Tetapi, kasus yang memungkinkan bahwa kepala sekolah dan guru bermain dalam pengaturan tempat duduk tidak begitu diberitakan. Tidak tahu ada apa tidak permainan seperti itu tetapi terdapat berita bahwa terjadi pengaturan pengacakan soal sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa mendapat paket soal yang sama. Oleh karena itu, siswa bisa mendapatkan paket soal yang sama sehingga berguna untuk memberikan kemudahan saat menyontek.
            Hal tersebut diberitakan disalah satu Koran yaitu Koran Kompas yang memberitakan bahwa Ikatan Pelajar Muhammadiyah medapatkan keterangan bahwa di salah satu sekolah terdapat kecurangan berupa tak tik atau cara pembagian soal yang direncanakan. Pengaturan pengacakan soal ini yaitu diatur sedemikian rupa dengan memungkinkan dalam lima baris mendapatkan soal yang sama. Berita – berita tersebut terkait laporan dari beberapa siswa dari sekolah bersangkutan.
            Peristiwa ini terjadi juga bukan hanya dilakukan oleh pihak sekolah bersangkutan saja tetapi adanya dugaan kerja sama dengan pengawas UN dengan pihak sekolah. Hal ini disebabkan karena pada saat naskah ujian dibagikan tentunya orang yang mebagikan naskah tersebut bukanlah pihak sekolah melainkan pihak pengawas yang berasal dari luar sekolah. Dari analisa ini dapat dikatakan bahwa adanya kerja sama dari pihak sekolah dengan pihak pengawas agar rencana ini berjalan dengan mulus. Pihak pengawas pun karena mungkin juga merasa kasihan atau menerima sejumlah uang dengan begitu mereka sepakat melakukan hal tersebut secara diam – diam. Hal ini hanya diketahui oleh pihak siswa selaku penjawab soal, pengawas dan pihak sekolah. Sebagai siswa tentu dapat merasakan  meskipun tidak diberitahu, mereka juga merasakan kecurigaan akan kemudahan untuk saling menyontek.
            Siswa yang merasakan kemudahan untuk menyontek dan mereka merasa sangat nyaman dengan hal itu pastinya tidak merasa aneh bahkan dianggap sebagai sebuah anugrah atau hadiah kesempatan untuk mempermudah mereka lulus. Tetapi, tidak demikian mereka bagi siswa yang rajin dan tekun belajar yang mengedepankan pendidikan denga tegak merasa itu akan membuat mereka bodoh dan membuat mereka menjadi malas. Ini tentunya dapat membuat siswa bergantung pada pertolongan baik dari kunci jawaban maupun kemudahan untuk menyontek didalam kelas.

            Jika hal ini terus terjadi, maka tahun – tahun berikutnya akan mendapatkan kasus yang sama dalam pelaksanaan ujian nasional. Dengan kejadian ini yang terjadi setiap tahunnya akan membuat para siswa yang masih dalam bangku kelas 1 dan 2 akan membuat mereka kendor akan belajar. Mereka akan merasa bahwa kelak ketika ujian akan mendapatkan kunci jawaban atau kemudahan untuk menyontek jadi untuk apa bagi mereka belajar dengan tekun.
            Dengan mendengar berita buruk mengenai pelaksanaan ujian nasional baik dari media maupun dari kakak kelas mereka akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar mereka. Mereka bisa jadi tidak termotivasi untuk belajar dan lebih bergantung pada keberuntungan kunci jawaban.
            Para pendidik dan tenaga kependidikan yang melakukan hal seperti menyebarkan kunci jawaban mengatur proses pelaksanaan ujian dengan tidak semestinya dan bekerja sama dengan pihak pengawas itu bukan merupakan tindakan sebagai pahlawan mala sebaliknya itu merupakan tindak tidak terpuji yang dilakukan oleh seorang guru. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan para siswa yang berani menyontek dan berani memakai kunci jawaban. Kita juga seharusnya melihat dari sisi mengapa siswa tersebut memilki tindakan tersebut. Hal ini pastinya memiliki sebab – sebab tertentu.
            Kita ketahui siswa yang dapat menyontek dengan leluasanya di dalam ruangan itu disebabkan kurang tegasnya pengawas dan pendidikan yang diberikan kepada siswa belum cukup. Jika guru sebelumnya melakuakan hal – hal yang berguna seperti mengajar dengan baik kepada mahasiswa, bertindak tegas ketika mengajar dan menanamkan pelajaran agar jujur dalam bertindak maka itu dapat meminimkan kejadian yang tidak baik ini.
            Jika tidak adanya tindakan tegas yang seharusnya ditegakkan maka kejadian ini akan diramalkan menjadi kejadian yang akan berulang ke tahun – tahun berikunya. Guru juga hendaknya diberikan bekal pengetahuan yang tinggi dalam mengajar sehingga apa yang diajarkan kepada siswa menjadi lebih bermanfaat. Selain pengetahuan yang tinggi yang dimiliki guru, ketegasan terhadap cara mengajar juga berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa.

Jika siswa terbiasa dengan pengajaran yang menyenangkan dan menerima pembahasan  dari guru yang memiliki pengetahuan tinggi maka siswa juga berfikir untuk apa melakukan kecurangan dalam ujian. Ketegasan dalam mengawas ketika ulangan harian dan ujian semester juga bisa menjadi cara agar siswa terbiasa mandiri ketika menjawab soal ujian dan tidak bergantung pada orang lain atau kunci jawaban. Dengan begitu, siswa akan terbiasa dengan keadaan yang telah ada dalam sekolahnya sehingga ketika ujian nasional tiba mereka tidak perlu kaget dan takut untuk tidak lulus.
            Cara lainnya ialah, dihapuskanya ujian nasional dari peraturan pemerintah karena ujian nasional terasa seperti pintu maut bagi siswa. Jika mereka tidak bisa lulus ujian nasional maka belajar mereka selama tiga tahun akan menjadi sia – sia. Tidaklah benar kalau ujian nasional dijadikan sebagai alat untuk menentukan kesusksesan atau pantas tidaknya siswa tersebut lulus sekolah.
            Berita – berita juga yang terdapat didalam Koran juga banyak terdapat kesamaan. Ada beberapa Koran yang memberitakan mengenai ujian nasional yang memiliki pembahasan yang sama. Ini mungkin dikarenakan Koran mereka berada dalam satu wilayah yang sama. Sebagai contoh Tribun Timur dengan Fajar memberitakan berita yang sama mengenai guru di Watampone yang menyebarkan kunci jawaban ke siswa.      









Tidak ada komentar:

Posting Komentar